Blog •  04/03/2022

Ada Potensi Anomali Harga Jagung, Efek Pandemi?

Something went wrong. Please try again later...

Jakarta, CNBC Indonesia - Jagung diprediksi bakal hadapi anomali lagi tahun ini. Meski, produksi jagung nasional diyakini akan meningkat di tahun ini. Tapi, harga akan tetap stabil tinggi atau cenderung naik.

"Sepertinya anomali yang sama seperti tahun 2021. Panen tapi malah berebut, (harga jagung) jadi naik," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto B Utomo kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/2/2022).

Anomali, lanjut dia, bukan dipicu permintaan yang melonjak tiba-tiba pasca-pelonggaran lockdown di sejumlah negara. Namun, kemungkinan akibat efek domino gangguan cuaca di negara produsen jagung dunia. 

"Sepertinya karena cuaca. Orang-orang khawatir sehingga berebut di pasar," ujarnya.

Ahli agronomi Dario Sabini memeriksa tanaman jagung yang terkena dampak kekeringa di sebuah pertanian di Argentina © REUTERS/Agustin Marcarian
Ahli agronomi Dario Sabini memeriksa tanaman jagung yang terkena dampak kekeringa di sebuah pertanian di Argentina © REUTERS/Agustin Marcarian

Mengutip situs tradingeconomics, harga jagung diprediksi masih akan bergerak naik hingga akhir kuartal-I 2021.

Bahkan bisa menembus 1.000 sen dolar AS per bushel (setara 25 kg) dalam 12 bulan ke depan.

"Posisi stok feedmill rata-rata cukup minim, kisaran DOH (Days On Hand) 25-35 hari. Gudang maupun trader juga pada beli. Jadi, kompetisi harga cukup ketat," kata Desianto.

Di satu sisi, produksi diperkirakan masih akan seperti tahun 2021.

"Mirip seperti tahun 2021 kemarin. Ada penambahan tapi tidak terlalu signifikan. GPMT sendiri butuh jagung sekitar 650 - 700 ribu ton per bulan," katanya.

Kementerian Pertanian sendiri menetapkan, produksi jagung untuk tahun 2022 mencapai 20,10 juta ton.

SUMBER: CNBC INDONESIA