Blog •  08/05/2020

Antisipasi Kekurangan Pangan, Gubernur Riau Minta Perusahaan Tanam Ubi, Jagung & Padi

Something went wrong. Please try again later...
© 2020 Merdeka.com/Abdullah Sani
© 2020 Merdeka.com/Abdullah Sani

Merdeka.com - Untuk menjaga ketersediaan pangan di tengah mewabahnya Virus Corona, Gubernur Riau, Syamsuar pinta perusahaan perkebunan ikut partisipasi dengan melakukan penanaman tanaman pangan di lahan miliknya.

"Perusahaan perkebunan bisa menanam panganan berupa sayur-mayur, padi, umbi-umbian dan jagung. Tanaman ini kan mudah tumbuh. Bahkan juga ditanam bisa di sela-sela lahan perkebunan. Bahkan juga di pinggir jalan," ujar Syamsuar, Rabu (6/5).

Menurutnya, potensi ketersediaan itu juga akan tercukupi jika perusahaan mau ikut mengambil langkah tersebut. Terlebih langkah ini dinilai potensial lantaran wilayah Riau mayoritas adalah perusahaan perkebunan sawit.

Sementara, untuk memberikan motivasi kepada masyarakat, Syamsuar melakukan gerakan menanam di Desa Kualu Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Syamsuar dan para petani wilayah itu menanam biji jagung secara manual dan juga menanam jagung menggunakan mesin dengan sistem alat tanam jagung mekanisasi.

"Kami mengajak seluruh komponen di Riau, mulai sekarang kita harus menyemarakkan kegiatan menanam. Sebab, untuk kebutuhan masyarakat Riau yang hampir tujuh juta orang ini, masih sekitar 35 persen yang bisa dipenuhi oleh hasil beras dari Riau," jelasnya.

Saat ini, sudah sekitar 18.060 hektar lebih lahan pertanian di seluruh daerah Provinsi Riau sejak Januari-Maret 2020 sudah ditanami padi.

"Untuk realisasi luas tanam padi di Riau sampai saat ini kabupaten/kota telah menanam 18.060 hektare," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau, Herman.

Dia menjelaskan, luas lahan padi yang ditanam pada Januari seluas 3.505 hektar lebih, Februari 4.822 hektar dan Maret 9.733 hektar, sehingga total mencapai 18.060 hektar lebih.

Herman menerangkan, luas tanam padi terluas berada di Kabupaten Indragiri Hilir seluas 13.561 hektar. Kemudian Kuansing 1,617 hektar dan Rokan Hilir 1,236.8 hektar.

Sedangkan kabupaten dan kota yang tidak ada tanaman padi sama sekali pada periode yang sama yakni Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kota Pekanbaru.

"Ini karena di Pekanbaru lahan persawahan tidak ada, sedangkan Meranti komoditi andalan mereka adalah sagu," ujarnya.

Menurutnya, tanaman padi tersebut menjadi cadangan pangan untuk warga Riau ke depan. Karena itu dia telah diintruksikan Gubernur Riau untuk mensupport patani padi ke depannya.

"Karena pak Gubernur ingin dimasa pademi virus Corona ini ketahanan pangan lebih terjamin, makanya kita terus dorong petani kita untuk bercocok tanam padi," jelasnya.

Herman menyebutkan, saat ini kebutuhan pangan Riau dari luas tanaman padi tersebut setiap tahunnya baru mencukupi 35 persen.

"Kita tanam semua pun lahan pertanian yang ada, kita baru bisa mencukupi kebutuhan 35 persen dari padi yang ditanam seluruh daerah. Kemudian sisanya kita impor dari luar provinsi, seperti dari Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan dari Jawa," tandasnya.i 2020, oleh karenanya diperkirakan panen pada Maret-Mei 2020,” jelas Aris dalam Diskusi Ketahanan Pangan dan Peran Teknologi Pertanian di Masa Pandemi yang diselenggarakan oleh Kelompok Peneliti Pangan Institute melalui Zoom Meeting pada Minggu (3/5). Aris juga menambahkan bahwa Enso (El-Nino/La-Nina) diprediksi berada pada kondisi netral dan berpeluang besar akan tetap netral hingga November 2020. IOD pada kondisi netral, kemudian diprediksi meningkat pada Mei dan Juni 2020, selanjutnya kembali netral hingga Oktober 2020. Oleh karenanya, Iklim di Indonesia pada MK 2020 di prediksi Normal/Netral. Pandemi Covid-19 bukan hanya membawa implikasi terhadap kesehatan manusia, namun juga pada kekhawatiran kebutuhan pangan bagi penduduk di seluruh dunia. Maka tidak heran jika hampir seluruh negara berkonsentrasi pada pemenuhan kebutuhan pangan di wilayahnya dibandingkan untuk ekspor. Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa pemerintah saat ini konsentrasi pada pemenuhan kebutuhan pangan bahan pokok sebagai pasokan masyarakat selama proses pengendalian penyebaran Covid-19 di Indonesia. Awal Musim Kering (MK) 2020 di Indonesia diperkirakan juga dominan terjadi pada Mei 2020 di 131 dari 342 zona prakiraan musim (ZOM), awal MK tersebut diperkirakan terjadi pada Januari 2020 di 3 ZOM Sumatera, dan paling akhir pada Novemer 2020 d Sulawesi. Sedangkan periode awal MK 2020 diperkirakan terjadi pada bulan April, Mei, dan Juni 2020 sebanyak 283 ZOM (82,7%). Dibandingkan dengan rata-rata normal periode 1981-2020, awal musim kemarau 2020 diprediksikan sama dengan rata-ratanya di 128 ZOM (37,4%), maju atau lebih cepat 1-3 Dasarian atau lebih di 66 ZOM (19,3%), dan mundur atau lebih lambat 1-3 Dasarian atau lebih di 148 ZOM (43,3%). Dengan kondisi tersebut, Aris memprediksi potensi Luas Tanam padi di lahan sawah pada MK 2020 seluas 5.259.661 ha atau setara 70,5% dari Luas Baku Sawah, terdiri dari 1.151.331 ha pada Maret III-April I, 1.212.678 ha pada April II-III, dan 1.138.619 ha pada Mei III- Juni I. “Secara umum kebutuhan pangan masyrakat tahun 2020 aman terkendali, saya prediksi potensi Luas Panen Padi dari bulan Mei-Juli 2020 sebesar 6.365.280 ha, terdiri dari: Mei sebesar 2.167.698 ha, Juni sebesar 1.255.288 ha, dan Juli 2.942.294 ha,” pungkas Aris.

Sumber: Merdeka.com