Blog •  23/10/2020

Aplikasi Teknologi Pertanian di Lahan Kering, Mahulu Seriusi Pengembangan Padi Abung

Something went wrong. Please try again later...

kaltimkece.id Lahan kering di Mahakam Ulu (Mahulu) bakal makin bernilai. Terutama di kalangan petani. Penggunaan teknologi bakal memungkinkan petani memaksimalkan tanaman padi di lahan-lahan kering.

Pengembangan tersebut tengah dijajaki  Pemkab Mahulu melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). Dikemukakan lewat program ekstensifikasi tanaman padi di lahan kering.

DKPP Mahulu juga telah menyiapkan lahan sebagai percontohan. Menjadi tempat mengelola tanaman padi secara intensif dengan menggunakan teknologi. Mulai pengelolaan lahan penanaman, pemupukan, hingga saat panen nanti.

“Di lahan ini nanti ada pengelolaan khusus dengan menggunakan teknologi. Kita lihat nanti bagaimana hasilnya. Kalau ternyata bagus, akan kami rekomendasikan untuk dikembangkan secara luas oleh para petani di Mahulu,” ungkap Petrus Ngau, kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Mahulu.

Dalam beberapa hari ini penanaman telah dilakukan di Kampung Ujoh Bilang yang merupakan salah satu kawasan pertanian lahan kering. Dilakukan langsung oleh warga dengan bimbingan pemerintah daerah. Menggunakan teknologi alat tanam benih lahan kering.

Dengan teknologi tersebut, pekerjaan menjadi lebih efisien. Makin memudahkan para petani. “Jika dulu dengan cara tajak atau menunggal, sekarang tidak lagi. Cukup didorong saja alatnya. Lebih mudah,” jelas Petrus.

Selain penanaman dengan sistem jajar legowo, perawatannya juga dilakukan dengan teknologi. Penyiraman tanaman dilakukan dengan alat penyemprot sprinkler. Hasil pan diyakini bakal lebih banyak dan cepat.

“Bahkan kita wacanakan masyarakat petani tidak lagi hanya sekali setahun panen. Tapi bisa dua kali setahun,” kata Petrus lagi.

Melihat kondisi geografis dan topografi Mahulu, sebagian besar kawasan berupa lahan kering. Kehadiran teknologi tersebut diharapkan membuat pengembangan tanaman padi ke depan kian pesat.

“Selain padi, juga kita kembangkan tanaman lain. Seperti panili, jagung, kedelai dan lainnya,” imbuh dia.

Pemkab Mahulu melalui DKPP juga terus memberdayakan para petani melalui kelompok-kelompok tani yang ada. Bersinergi meningkatkan pertanian di Mahulu. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi. Ke depan digerakkan untuk bisa diterapkan para petani Mahulu.

Untuk pendanaannya, selain dari pemerintah daerah, masyarakat atau petani bisa menggunakan dana kampung. “Ke depan kita harap Mahulu tidak hanya panen sekali dalam setahun. Dengan hasil yang lebih besar, hasil pertanian yang diperoleh para petani lebih menguntungkan,” lanjut Petrus.

hanya padi, pengembangan serupa juga akan dilakukan pada sector tanaman pangan lainnya.

Kembangkan Beras Khas Mahulu

Pemkab Mahulu juga bekerja sama dengan Kementerian Pertanian melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kolaborasi ini kelak melahirkan pengembangan produk Padi Abung yang merupakan penghasil beras khas Mahulu.

Beras Abung memiliki ciri khas. Banyak dihasilkan di Kampung Datah Bilang. Berasal dari padi lahan kering. “Berasnya bersih, pulen dan aromanya harum. Semacam beras Adan yang dari Krayan,” kata Petrus.

Selama ini padi tersebut masih dikelola tradisional para petani. Belum ada sentuhan pengembangan modern atau insensif. “Nah saat ini baru akan kita kembangkan serius. Bersama BPPT nanti dilakukan penelitian terhadap benihnya. Untuk selanjutnya, apakah akan dilakukan kawin silang atau bagaimana, untuk lebih maksimal,” ungkapnya.

Satu blek benih nantinya bisa menghasilkan 100 blek hasil padi kering. Padi Abung memang cukup potensial dikembangkan. Apalagi punya keunggulan.

“Padi Abung ini sudah ada sejak dahulu. Dibudidayakan turun-temurun oleh masyarakat. Semoga bisa menjadi komoditi pertanian andalan Mahulu,” pungkas Petrus. 

Sumber: Kaltimkece