Blog •  15/02/2022

Milienial dan Gen Z Diajak tak Takut Bisnis Pertanian dan Pangan

Something went wrong. Please try again later...
© Sekolah Inovasi Pangan - UGM
© Sekolah Inovasi Pangan - UGM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Kehutanan UGM dan  Forbil Institute membuat Sekolah Inovasi Pangan. Sekolah ini dibuat lantaran sektor pertanian memiliki potensi yang besar terutama dalam dunia bisnis.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi penyumbang kontribusi perekonomian Nasional. Data dari BPS 2020 menyebutkan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 13,70 persen dari total PDB Indonesia.

Biohadikusumo, founder dari Biohadikesuma Management Training & Consulting mengatakan, esensi dari bisnis sebetulnya tidak melulu soal profit, tetapi juga soal solusi. Banyak bisnis gagal karena sebagian dari pebisnis pemula tidak memahami dengan pasti solusi apa yang ditawarkan dalam produk yang dijual.

Berbicara dalam webinar bertajuk “Young Enterpreneur Forum: 1001 Steps to Start a Food and Agriculture Business” dan dihadiri oleh 75 peserta, Jumat (11/2/2022), pengajar di Universitas Gadjah Mada tersebut berkata, pebisnis harus mengerti pentingnya untuk memahami value dari sebuah produk agar calon konsumen memiliki ketertarikan untuk mengenali bahkan memiliki barang yang ditawarkan penjual. Biohadikesuma menawarkan kepada peserta yang aktif dalam diskusi untuk mengikuti program mentoring.

"Tujuannya agar calon pebisnis muda di bidang pertanian dapat dengan mudah melakukan scalling-up bisnis sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih besar," kata dia.

Pembicara webinar yang lainnya Katarina Wilhelmina Sudjono selaku founder dari Akkar Juice Bar menyampaikan, butuh proses dalam pengembangan sebuah bisnis terutama bagi seorang milenial atau pun gen z yang saat ini sedang mengenyam pendidikan. Katarina menyadari tidak mudah untuk memulai bisnis khususnya di bidang pangan dan pertaninan. Meski diakui tak mudah, tetapi Katarina meminta agar generasi muda untuk dapat memulai bisnis dalam bidang pangan dan pertanian.

“Musuh terburuk bagi kreativitas adalah keraguan dalam diri," kata Katarina.

"Upayakan untuk bisa fokus dan tentukan prioritas ketika sedang berkegiatan, saya selalu memperkuat diri dengan bertanya kepada diri sendiri seperti what are you willing struggle for. Kita tidak hanya melihat atau membayangkan akhir dari ceritanya namun lebih ke perjuangannya," kata dia melanjutkan.

Hal yang menjanjikan dalam sector pangan dan pertanian adalah potensi yang besar terhadap sumber daya alam dan inovasi yang masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Mengutip dari World Economic Forum tahun 2019, di Indonesia sendiri 34 persen anak mudanya memiliki kecenderungan untuk bekerja sebagai pengusaha. Masalah ketahanan pangan pun sebetulnya dapat diselesaikan jika inovasi dalam bidang pangan terus ditingkatkan oleh anak muda.

Dengan kehadiran Biohadikesuma yang memiliki latar belakang sebagai konsultan bisnis dan Katarina Wilhelmina sebagai pelaku usaha dalam sektor pangan, diharapkan mampu membangkitkan semangat terutama bagi para generasi milenial dan gen z yang saat ini sedang atau akan memulai bisnis, agar lebih konsisten. Sehingga nantinya bisnis yang dimiliki kelak tak hanya mampu menghasilkan profit yang melimpah, namun turut menebar kebermanfaat bagi manusia lainnya.

SUMBER: REPUBLIKA