Blog •  03/04/2020

Begini Cara Antisipasi Serangan Hama Ganas Ulat Grayak

Something went wrong. Please try again later...

BREBES – Hama ulat grayak menjadi momok bagi para petani. Pasalnya, hama tersebut merusak pada bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman sehingga dapat mematikan tanaman.

“Pada serangan tinggi juga akan menyerang bagian tongkol jagung, yang tentunya akan menggagalkan panen,” ujar Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Dr. Ir. Enie Tauruslina, MP, Selasa (28/1/2020), saat meneliti ulat tersebut di wilayah Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes.

Untuk mendeteksi awal adanya hama ini,  lanjut dia, dengan adanya bekas gesekan dari larva atau ulat yang menyisakan serbuk kasar seperti serbuk gergaji pada permukaan daun.  Petani bisa melakukan pengamatan secara intensif. Jika ada tanda-tanda tersebut harus segera ada tindakan.

“Jika ngengat grayak bertelur, bisa 100 sampai 300 buah. Jika jadi larva, sebanyak jumlah telur tersebut, bisa merusak tanaman,” jelasnya.

Telur grayak sendiri, kata dia, biasanya ditaruh di daun muda. Jika petani mendeteksinya, bisa langsung diambil, sehingga tidak menetas. Kemudian telur ditaruh di dalam bambu, pinggir bambu diberi lotion. Saat larva menetas, akan mati kena lotion.

“Musuh alaminya yaitu kumbang kepik dan semut tetap bisa menyerang.”

Kendati demikian,  jika hama sudah menyerang cukup parah, maka bisa menggunakan insectisida insektisida yang berbahan aktif emamektin benzoat,  spinetoram, klorantraniliprol, atau tiomektosam.

Sedangkan pencegahan dan pengendalian serangan ulat grayak ini dapat dilakukan melalui penggunaan benih dan varietas  yang memiliki daya kecambah baik dan bebas dari penyakit.

“Penanaman juga harus dilakukan secara serentak untuk menghindari ketersediaan inang, biasanya daun muda,” ungkapnya.

Hal lain yang memengaruhi yakni kondisi tanah yang baik dan pemakaian pupuk anorganik yang berimbang serta sistem penanaman secara tumpang sari dengan tanaman lain yang tidak disukai oleh ulat grayak.

“Intinya petani harus melakukan pengamatan yang teratur. Sseminggu sekali untuk bisa mengambil keputusan yang tepat jika ditemui ada gejala serangan di ladang masing-masing,” pungkasnya.

Sumber : Pantura Pos