Blog •  24/11/2021

Budidaya Sawit Berkelanjutan, Solusi Terbaik Buat Pelaku Industri Atasi Berbagai Tantangan

Something went wrong. Please try again later...
© KONTAN/DANIEL PRABOWO
© KONTAN/DANIEL PRABOWO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budidaya kelapa sawit bersertifikat dan berkelanjutan dinilai merupakan solusi terbaik bagi para pelaku industri kelapa sawit dalam mengatasi berbagai tantangan ke depan.

Outreach & Engagement Manager RSPO Indonesia, Margareth Naulie Panggabean menilai hal tersebut merupakan solusi paling praktis dan realistis di tengah beragam tantangan dan kekhawatiran yang kini dihadapi industri kelapa sawit.

“Namun, ada dua sisi dari solusi ini dan kita perlu melihat komitmen dan penyerapan minyak sawit berkelanjutan yang lebih besar dari empat negara besar, yaitu: India, Cina, Malaysia, dan Indonesia, jika kita ingin mencapai visi bersama untuk membuat minyak sawit berkelanjutan sebagai norma,” katanya di sela kegiatan kunjungan virtual ke perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan kawasan konservasi orangutan di Indonesia, Kamis (18/11/2021).

Selama kunjungan virtual, para peserta dapat melihat dan merasakan bagaimana perkebunan

kelapa sawit dikelola secara berkelanjutan, bagaimana perusahaan dan masyarakat dapat berkolaborasi dan saling mendukung tanpa konflik, pengelolaan kawasan konservasi di perkebunan kelapa sawit, dan bagaimana kawasan konservasi orangutan di Indonesia dikelola secara berkelanjutan oleh anggota RSPO.

Kegiatan kunjungan virtual ini diselenggarakan oleh Sekretariat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dalam rangka perayaan Hari Sawit Nasional 18 November 2021.

Kegiatan ini bertujuan menjelaskan dampak positif kelapa sawit bagi manusia, planet, dan kesejahteraan, bila ditanam menurut standar RSPO.

Di kegiatan ini, RSPO bersama Interchurch Organization for Development Cooperation (ICCO), PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA), PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk, dan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) mengajak semua pihak dalam rantai pasokan minyak sawit mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam mendorong transformasi pasar minyak sawit berkelanjutan.

Acara kunjungan virtual tersebut diikuti 500 peserta lebih dari berbagai pemangku kepentingan rantai pasok kelapa sawit dan juga media, serta konsumen dan pelaku hilir dari Asia Pasifik.

Lim Gunawan Hariyanto, CEO PT Bumitama Gunajaya Agro mengatakan, perusahaannya berkomitmen dalam pengembangan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.

"Kami berkolaborasi dengan para ahli, berbagai lapisan pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati dan habitat alami, melindungi dan memulihkan layanan ekosistem bagi masyarakat lokal yang bergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka, dan meredam dampak perubahan iklim,” kata Lim Gunawan.

Kunjungan virtual ini juga diwarnai kegaitan pra-pelepasliaran habitat orangutan di pulau-pulau di dalam Gugus Pulau Salat.

CEO BOS Foundation Jamartin Sihite menyatakan saat ini terdapat 98 orangutan yang telah menjalani tahap rehabilitasi pra-pelepasliaran di Gugus Pulau Salat. Dari jumlah tersebut, 34 orangutan telah dilepasliarkan kembali ke alam liar.

“Kerjasama ini melibatkan partisipasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, masyarakat di Kabupaten Jabiren Raya, dan Yayasan BOS (BOSF)," ungkapnya.

CEO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk Vallauthan Subraminam mengatakan, perusahaannya telah

berpartisipasi dalam berbagai inisiatif lingkungan yang diprioritaskan dengan prinsip-prinsip bisnis kelapa sawit berkelanjutan.

"Prinsip-prinsip ini menjadi landasan kami di setiap lini bisnis untuk memberikan hasil yang maksimal kepada seluruh pemangku kepentingan," ujarnya.

Dia mengatakan, proyek konservasi Pulau Salat dikelola dengan melibatkan berbagai pihak untuk mensejahterakan dan meningkatkan nilai tambah bagi daerah dan masyarakat lokal.

"Bersama berbagai pihak tersebut SSMS telah menerapkan langkah-langkah strategis untuk mewujudkan praktik bisnis yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Sumber: TRIBUNNEWS