Blog •  08/11/2021

Bulog Bakal Serap Jagung Dalam Negeri, Ini Persiapannya

Something went wrong. Please try again later...
© ANTARA/Saiful Bahri
© ANTARA/Saiful Bahri

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog mulai melakukan persiapan penyerapan jagung produksi dalam negeri untuk menjaga ketersediaan stok. Perusahaan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk memetakan wilayah target penyerapan. "Kami sudah melalukan survei. Belum lama ini bersama Kemenko Perekonomian sudah melihat lokasi yang ditunjukkan Kementan," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal, Rabu (13/10/2021). Sebagai respons atas naiknya harga jagung pipil kering (JPK) untuk kebutuhan pakan ternak dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah memutuskan untuk menugasi Perum Bulog menyerap 30.000 ton jagung lokal. Jagung yang diserap bakal menjadi cadangan yang nantinya disalurkan ke peternak ayam petelur ketika harga di atas acuan.

Meski belum bisa memerinci realisasi penyerapan, Iqbal mengatakan perusahaan telah mulai menyalurkan jagung ke peternak sesuai harga acuan Rp4.500 per kilogram. "Volume yang kami salurkan sekitar 2.000 ton," tambahnya. Sebelumnya, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan jagung merupakan salah satu komoditas yang sejatinya masuk dalam penugasan Bulog, sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 48/2016 tentang Penugasan kepada Perusahaan Umum (Perum) Bulog dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional.

Di sisi lain, pola produksi jagung cenderung fluktuatif dan mencapai puncaknya pada Februari atau Maret. Sementara pada bulan-bulan setelahnya, produksi lebih rendah dengan neraca defisit karena kebutuhan bulanan lebih tinggi. "Kami melihat saat panen raya Februari-Maret itu harus ada yang menyerap dan menampung. Tujuannya untuk stabilisasi harga di produsen dan menyiapkan stok sebagai cadangan jagung pemerintah," kata Mokhamad. Perum Bulog telah memulai pembangunan fasilitas pengering jagung dan silo di beberapa lokasi sentra produksi jagung. Fasilitas ini di antaranya berlokasi di Gorontalo, Grobogan, Wonogiri, Tuban, Dompu, dan Lampung. Adapun masing-masing unit tersebut memiliki kapasitas pengering 90 ton per hari

Sumber: Bisnis