Blog •  16/03/2020

Cara Mengendalikan Layu Fusarium pada Tanaman Cabai

Something went wrong. Please try again later...

Diantara sekian banyak Penyakit Utama pada Tanaman Cabai, layu fusarium menjadi salah satu ancaman yang paling serius. Betapa tidak, tanaman cabai yang terjangkit layu fusarium ini bisa dipastikan akan langsung mati jika tidak segera diatasi atau dikendalikan.

Sesuai namanya, layu fusarium ini menunjukkan gejala layu pada tanaman yang sedang terserang. Layu fusarium sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur patogen Fusarium oxysporum.

 

Layu fusarium bisa menyerang tanaman cabai kapan saja, terutama pada musim hujan seperti sekarang ini. Pada musim hujan jamur Fusarium oxysporum mudah berkembang biak dan mudah menyebar dari satu tanaman ketanaman lainnya. Tingkat kelembaban udara yang tinggi sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan jamur ini, terlebih lagi jika terjadi genangan air hujan dilahan dan pH tanah yang rendah.

Sementara itu, inisiasi infeksi dari penyakit ini terjadi pada leher batang bagian bawah tanaman yang bersinggungan dengan tanah. Bagian tersebut membusuk dan berwarna cokelat. Infeksi menjalar ke akar sehingga mengalami busuk basah. Apabila kelembapan tanah cukup tinggi, bagian leher batang yang semula busuk kering tersebut berubah warna menjadi putih keabu-abuan karena terbentuk masa spora.

Tidak hanya itu, serangan layu fusarium juga dapat menjalar pada bagian ranting tanaman dan berakhir pada layunya daun tanaman yang kemudian dapat menyebabkan kematian pada tanaman.

Serangan layu fusarium sering sekali dijumpai pada tanaman baik usia muda maupun sudah dewasa. Gejala yang ditunjukkan yaitu tanaman akan tampak layu pada pukul 10.00-14.30 (selama siang hari) dan akan kembali tampak segar pada pagi serta sore hari selama proses fotosintesis berkurang.

Sekilas, gejala ini mirip dengan layu bakteri namun bedanya adalah pada lamanya fese infeksinya. Pada layu bakteri, tanaman akan akan langsung mati kering dalam 2-3 hari sedangkan layu fusarium akan tampak layu dan semakin parah hingga mati membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari.

Hingga saat ini memang belum ditemukan fungisida kimia yang benar-benar efektif untuk mengatasi serangan layu fusarium. Namun demikian jamur patogen ini tetap bisa dikendalikan populasinya pada lahan pertanian.

Berikut merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan serangan layu fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum.

Perlakuan trichoderma

Trichoderma merupakan agensia hayati berupa jamur baik yang dapat melawan perkembangan jamur patogen, atau biasa disebut dengan fungisida alami. Fungisida alami ini sangat efektif dan efisien untuk mencegah layu fusarium. Cara penggunaannya adalah dengan mencampurkannya dengan pupuk kandang sebagai pupuk dasar atau bisa juga dengan dikocorkan pada setiap lubang tanaman.

Mencabut tanaman bergejala

Jika sudah terlihat adanya tanda-tanda tanaman layu karena layu fusarium, maka sebaiknya tanaman tersebut segera dicabut dan kemudian dibakar. Jika perlu, tanah bekas tanaman terserang tersebut juga dapat ikut dibuang atau dapat disemprotkan dengan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil atau tembaga hidroksida. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan yang lebih cepat ke tanaman yang masih sehat.

Penggunaan pupuk yang tepat

Mengurangi penggunaan pupuk berkadar N tinggi, seperti urea. Jika perlu, gunakan pupuk NPK. Penggunaan urea yang berlebihan akan menyebabkan tanaman sukulen dan mudah terserang penyakit ini.

Rotasi tanaman

Melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yang tahan terhadap layu fusarium guna mengendalikan populasi dan perkembangan jamur fusarium oxysporum di lahan pertanian. Perlu untuk diketahu bahwa selain menyerang pada tanaman cabai, layu fusarium ini juga dapat menyerang pada tanaman tomat, terong, semangka, melon, pisang, jeruk, kubis, timun dan masih banyak yang lainnya.

Sumber : 8Villages