Blog •  27/04/2020

Ini Kunci Sukses Petani Jagung di Desa Banyubang

Something went wrong. Please try again later...

JAKARTA – Petani tidak selalu berkonotasi dengan hidup serba kekurangan. Petani juga bisa kaya dari hasil bercocok tanam. Syaratnya, mau berinovasi dengan mengadopsi teknologi pertanian dan bekerja keras.

Sukses menjadi petani karena meninggalkan pola pertanian tradisional lalu menerapkan pertanian modern telah dibuktikan oleh Husen, petani di kawasan pertanian jagung modern di TTP, Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Bukan hanya uang hasil panen yang didapatkan Husen, dari hasil kerja kerasnya dalam urusan mengadopsi teknologi pertanian. Bahkan, Ia tampil menjadi sosok petani yang mampu menghasilkan produktivitas paling tinggi hingga mencapai 12,71 ton per hektar.

"Saya tidak alergi dengan teknologi pertanian baru, dan buktinya berhasil melebihi 10 ton per hektar," ujar Husen, Sabtu (28/1/2017).

Untuk diketahui, keberhasilannya berkat road-map yang disusun Peneliti Utama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Prof Muh Cholil Mahfud, dalam pembangunan kawasan pertanian jagung modern di TTP, Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro.

Sesuai road map, pada musim tanam 2016/2017 ini, penggunaan pupuk organik sesuai kebutuhan dan pola tanam jajar legowo, serta tanam serentak, dan penggunaan alat combine harvester untuk efektivitas panen, sehingga produktivitas di lahannya melonjak melebihi target 10 ton per hektar.

"Bertani jagung itu mudah, sudah pasti ada hasilnya. Hanya menunggu empat bulan. Masa panen sudah diketahui. Kita jalankan sesuai arahan mulai pengolahan, pola tanam, jarak tanam, dan pemilihan bibit unggul serta pemupukan," kata Husen.

Tak tanggung-tanggung, kini Husen dapat meraup untung lebih dari Rp40 juta dalam satu kali panen.

Itu dengan asumsi, harga penjualan Rp4.000 per kilogramnya. "Dengan perawatan yang teratur, hasil panennya untungnya berlipat. Jadi dengan pertanian modern, untungnya lebih besar," ucapnya.

Lebih lanjut, Husen pun menyatakan kesiapannya untuk mensukseskan pola pertanian modern untuk semakin meningkatkan hasil panennya di masa tanam berikutnya.

"Kami siap untuk melaksanakan budidaya jagung di lahan 10.000 hektar, kita siap menjalankan rekomendasi sesuai yang telah dicanangkan pemerintah. Kita sudah siap semua, dalam rangka merealisasikan target pemerintah," tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Aris Setiadi menyebut, keberhasilan meningkatkan produktivitas jagung dari semula hanya rata-rata 5,8 ton perhektar, menjadi 10 ton perhektar cukup membanggakan.

"Kita bisa mencapai produksititas 10,6 ton per hektar, pencapain yang membanggakan, kita berusaha produktivitas 10 ton per hektar tercapai," ujarnya.

Lebih lanjut, Aris mengaku, paska suskses menerapkan pertanian modern di Desa Banyubang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan semakin memperluas areal tanam menjadi 10.000 hektar.

"Kita kembangkan kawasan jagung modern 10 ribu hektar. Kita minta UPT berkomitmen penuh merealisasikan program ini," katanya.

Sumber: timesindonesia.co.id