Blog •  09/02/2021

Kadus Mapur Panen Jagung untuk Pakan Ternak, Pengepul Siap Beli Paling Mahal Rp 5.000 per Kg

Something went wrong. Please try again later...
© Bangkapos.com/Edwardi
© Bangkapos.com/Edwardi

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kepala Dusun (Kadus); Mapur Desa Mapur Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka, Naga Videra alias Oga melaksanakan panen perdana jagung hibrida B54 di areal kebun seluas 3 hektare di Dusun Mapur Desa Mapur Kecamatan Riau Silip, Minggu (07/02/2021).

"Kita sudah sekitar satu minggu terakhir ini memanen jagung hibrida B54 untuk kebutuhan pakan atau makanan ternak di kebun seluas sekitar 3 hektare dengan perkiraan hasil sekitar 5 ton, penanaman ini memang baru pertama kali dilakukan atau baru ujicoba di sini," kata Oga sapaan akrabnya.

Diungkapkan usia tanaman jagung ini sekitar 90 hari atau tiga bulan sekali bisa panen dan juga mudah dalam perawatan, murah biaya produksinya cukup dua kali pemupukan.

"Prospek bisnis jagung untuk pakan  ternak ini cukup bagus ke depannya sebab berapapun banyak hasil produksi ada pengepul di Pangkalpinang dan Sungailiat bersedia membelinya di kisaran harga Rp 4.500-Rp 5.000 per kg, sedangkan kalau harga jual di toko sekitar Rp 7.000-8.000 per kg," ungkap Oga.

Diakuinya tertarik mengembangkan bisnis pertanian jagung pakan ternak ini karena cukup mudah dan tidak rewel dalam pemeliharaannya, usia jagung cepat panen, batangnya pendek, sedangkan buah tongkol jagungnya rapat atau penuh.

"Setiap batang jagung memang hanya ada satu buah atau satu tongkolan jagung tetapi hampir semuanya berisi , satu tongkolan jagung bisa mendapatkan 1,5 hingga 3 ons jagung pipil kering," tukas Oga.

Ditambahkannya jagung ini bisa ditanam 3-4 kali panen dalam satu tahun atau paling tidak bisa sedikitnya 3 kali panen saja dalam satu tahun.

"Kalau satu ton jagung pipil kering Kuta bisa dapat Rp 5 juta, kalau dapat 4-5 ton menghasilkan Rp 20-25 juta per 3 bulan, kalau satu tahun bisa Rp 60-75 jutaan, coba bandingkan dengan ubi kasesa baru bisa panen satu tahun setelah penanaman dan biaya produksi, biaya panen, biaya angkut mahal sehingga kita petani hanya sedikit dapat hasilnya," imbuh Oga.

Ditegaskannya karena itu ia bertekad untuk mengembangkan tanaman jagung pakan ternak ini untuk salah satu alternatif penghasilan bagi warga dusunnya.

"Mudah-mudahan ke depan semakin banyak warga lainnya yang tertarik untuk menanam jagung pakan ternak ini karena prospeknya ke depan juga semakin bagus," harap Oga.

Sumber: BANGKAPOS