Blog •  02/07/2021

Kemarau Basah Dinilai Untungkan Petani Jagung di Lahan Persawahan

Something went wrong. Please try again later...
© Singgih Nugroho
© Singgih Nugroho

Pati, Mitrapost.com – Musim kemarau basah memberi banyak manfaat bagi petani jagung di Kabupaten Pati, terutama petani jagung di area persawahan.

Dengan adanya hujan tidak mengganggu tanaman jagung. Justru semakin menguntungkan petani jagung.

Jagung akan semakin subur jika persediaan air tercukupi. Karena pada musim kemarau masih turun hujan. Hal tersebut diungkapkan oleh Abdul Muhid yang merupakan petani jagung asal Desa Pasuruhan, Kecamatan Kayen saat ditemui Mitrapost.com, Rabu (30/6/2021).

“Sekarang musimnya ketigo (kemarau). Tapi ketigo-nya tidak kering seperti tahun lalu. Cuacanya sangat mendukung pertanian jagung. Kami tidak perlu mengaliri sawah dengan aliran irigasi karena persediaan air sudah tercukupi dari hujan,” tandasnya.

Pasalnya, ketika musim kemarau pada tahun-tahun sebelumnya, ia bersama anggota harus susah payah mengaliri area lahan dengan air dari irigasi sungai. Hal tersebut karena, pada musim kemarau tanaman kekurangan air, serta tanah penggemburannya terhambat.

Kondisi ini berbeda dengan kondisi lahan pertanian jagung milik Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang berlokasi di lahan Perhutani. Nasib, tanaman jagung mereka mengkhawatirkan karena pasokan air tidak mampu diserap oleh tanaman jagung yang kalah kuat dengan tanaman hutan yang berada di sekeliling area lahan pertanian jagung.

Abdul Muhid yang juga merupakan Ketua Kelompok Tani (Poktan) Usaha Tani itu mengungkapkan jika kondisi jagung yang ia tanam kondisinya baik sejak ia tanam pada awal Juni.

“Jagung saya sudah mulai muncul putren. Tinggal menunggu waktu saja, kurang lebih awal Agustus saya sudah siap panen pada Musim Tanam Pertama (MT-1) ini,” imbuhnya.

Jenis jagung yang ia tanam adalah varietas Jagung Pioneer 21. Diketahui, jagung Pioneer 21 memiliki potensi hasil yang tinggi dan bijinya berkualitas. Selain itu batangnya lebih kokoh dan memiliki akar baik sehingga tidak mudah roboh.

Perlu diketahui, harga jagung di level pasar mencapai Rp6.500 per kilogram. Sementara, pada Musim Tanam Pertama (MT-1), harga jagung basah di level petani mencapai Rp3.800 per kilogram. Sementara harga jagung pipil kering mencapai Rp4.800 per kilogram.

Sumber: Mitrapost