Blog •  20/10/2020

Kembangkan Pertanian di Pesantren, Kemenag Bersama Kementan Tanam Padi 1000Ha

Something went wrong. Please try again later...

Sukabumi, Borneo24.com – Ditjen Pendidikan Islam Kemenag bersama Badan Ketahanan Pangan Kementan, dan Intani (Insan Tani dan Nelayan Indonesia) menjalin sinergi dalam pengembangan pertanian di pesantren. Sinergi ini ditandai dengan rilis program korporasi petani.

Program yang langsung disupervisi oleh Wapres KH Ma’ruf Amin ini mengangkat tema “Akselarasi Ketahanan Pangan Berbasis Pesantren”. Dalam kesempatan itu, dilakukan penanaman padi seluas 1000 Ha di Pesantren Pemberdayaan Al Muhtadin Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (17/10).

Hadir, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Waryono Abdul Ghafur, Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan BKP Kementan Yazid Taufik,  dan Ketua INTANI Guntur Subagja. Hadir juga perwakilan dari Pupuk Kujang.

Intani adalah organisasi masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani dan kemandirian pertanian Indonesia. Anggotanya terdiri dari petani, pengusaha, akademisi, dan masyarakat yang peduli terhadap petani dan pertanian Indonesia.

Ketua INTANI yang juga asisten staff ahli Wapres Guntur mengatakan, acara ini merupakan program kolaborasi membangun kesejahteraan petani dan ketahanan pangan. Program ini melibatkan banyak stakeholders di bidang pertanian. “Ini adalah program kolaborasi kami dalam meningkatkan perekonomian petani,” ujar Guntur.

Guntur menilai,  inisiasi kolaborasi ini sangat tepat dilakukan di pesantren. Sebab, pesantren  memiliki potensi sumber daya manusia (ustaz dan santri) dan sumberdaya alam berupa lahan yang sangat besar untuk diberdayakan. “Potensi sumber daya pesantren ini patut diberdayakan, maka kami ada untuk berkolaborasi,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Direktur PD Pontren Waryono. Menurutnya, pesantren secara umum memang tidak terpisahkan dengan pertanian. Sebab, dahulu kyai-kyai memiliki lahan persawahan yang luas dan yang menggarap santrinya. “Dulu itu kyai-kyai punya sawah yang luas dan santrinya yang menggarapnya,” tutur Waryono.

“Kami masih mendiskusikan untuk lokasi pengembangan pertanian pesantren lainnya. Ada sejumlah lokasi yang direncanakan, antara lain Indramayu, Cirebon, dan Banten. Program ini masih dalam rangkaian peringatan Hari Santri 2020,” sambungnya.

Kepala Pusat Keanekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Yazid Taufik menambahkan bahwa pesantren adalah bagian dari sentra ketahanan pangan nasional sehingga  perlu dimaksimalkan potensinya. “Pesantren kan bagian dari pusat ketahanan pangan juga. Ini penting untuk diperhatikan,”  tandasnya. 

Sumber: Borneo24