Blog •  07/07/2021

Kisah Petani Hortikultura di Klaten, Rela Bagikan Hasil Panen Demi Bantu Warga Terdampak COVID-19

Something went wrong. Please try again later...
© TRIBUNJOGJA/ Almurfi Syofyan
© TRIBUNJOGJA/ Almurfi Syofyan

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Seorang petani hortikultura di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bernama Yudo Prihatin rela membagi-bagikan hasil panen tanamannya kepada warga secara gratis.

Hal itu dilakukan demi membantu warga sekitar  tempat tinggalnya yang terdampak pandemi COVID-19.

Bukan hanya sekali, pria berusia 52 tahun itu diketahui telah berkali-kali membagikan hasil panen tanamannya.

Pertama kali Yudo membagikan hasil panen tanamannya pada April 2020 berupa sayur mayur seperti sayur kangkung, tomat, terong hingga cabai rawit dan keriting.

Saat Arpil 2020 itu, dirinya membagikan hasil panen berupa 40 kilogram cabai rawit, 2,5 kuintal buah tomat, dan 3 kuintal sayur kangkung.

Hasil panen itu juga telah di paketkan dalam berbagai ukuran sehingga mudah untuk didistribusikan.

Tak berselang berapa bulan, Yudo kembali membagi-bagikan hasil tanamannya dan kegiatan itu berlanjut setiap kali panen hingga tahun 2021 ini.

Membagikan hasil panen tanamannya, tidak hanya kepada warga Desa Demakijo, namun juga kepada warga desa tetangga yang dinilai perlu mendapatkan bantuan.

Terakhir kali, Yudo membagikan hasil panen tanamannya pada Rabu (30/6/2021) kepada para tetangganya di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko.

Adapun hasil panen yang Yudo bagikan berupa buah tomat dan terong.

Yudo bercerita jika idenya untuk menyisihkan hasil panen tanamannya itu karena ingin membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.

"Saya ini petani, kalau ngasih orang duit ya nggak bisa. Saya bisanya bantu lewat hasil panen tanaman ini," ujar Yudo saat ditemui Tribunjogja.com di rumahnya, Kamis (1/6/2021).

Menurut Yudo, saat ini dirinya memiliki lahan perkebunan seluas satu hektare yang terbagi dalam beberapa patok dan tanaman.

Biaya operasional hingga panen dari sejumlah tanaman seluas satu hektare tersebut, kata Yudo mencapai Rp80 juta.

Meski menyisihkan sebagian hasil panennya kepada warga, ia mengaku masih bisa meraup untung dari hasil penjualan tanaman sekitar Rp20 juta hingga Rp25 juta.

"Untuk hasil panen tanaman yang saya bagikan tidak semuanya. Tapi setiap panen ada beberapa yang saya sisihkan," ucapnya.

Pria yang pernah bekerja sabagai tim riset di Kementerian Pertanian itu mengaku sejak tahun 2017 fokus bertani di kampung halamannya.

"Saya ingin berbuat untuk kampung. Makanya sejak tahun 2017 pulang dan mengedukasi warga di sektor pertanian ini," jelasnya.

Selain membagikan hasil panen bagi warga yang membutuhkan, ia juga mengedukasi para tetangganya untuk memanfaatkan pekarangan rumah untuk berkebun.

Ia pun memberi contoh terlebih dahulu sebelum mengajak tetangganya untuk bercocok tanam di pekarangan rumah itu.

"Kalau yang di pekarangan rumah ini juga untuk mengedukasi anak-anak agar mereka bisa memahami cara bercocok tanam," katanya.

Apalagi, lanjutnya, sejak pandemi melanda anak-anak di sekitar rumahnya hanya sekolah melalui jarak jauh.

Hal itu membuat anak-anak banyak kehilangan praktek belajar secara langsung sehingga tercetus ide olehnya untuk mengajak anak-anak untuk ikut bercocok tanam.

Sementara itu, Kepala Desa Demakijo, Ery Karyatno  mengapresiasi warganya yang berbagi kepada sesama di masa pandemi COVID-19 tersebut.

"Saat ini kan pandemi dan ekonomi sulit. Banyak yang terdampak, adanya warga yang berbagai seperti apa yang dilakukan Pak Yudo, tentu kami apresiasi," ucapnya.

Ia mengatakan, jika Yudo Prihatin sering berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Desa Demakijo terkait warga mana saja yang butuh bantuan di desa itu.

"Komunikasi sering, bahkan kami juga mengarahkan bantuan yang diserahkan kepada warga mana saja yang butuh bantuan," imbuhnya.

Sumber: TRIBUNJOGJA