Blog •  14/06/2022

Krisis Pangan Mengancam, Jokowi: Tanam Jagung, Pasti Untung

Something went wrong. Please try again later...
Presiden Joko Widodo (Jokowi) © BPMI Setpres/Lukas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) © BPMI Setpres/Lukas

PIKIRAN RAKYAT - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pengusaha muda untuk memanfaatkan peluang bisnis di bidang pangan.

Peluang tersebut muncul bersamaan dengan sejumlah negara yang sedang mengalami kelangkaan pangan akibat ketidakpastian ekonomi global karena pandemi Covid-19 dan konflik di Ukraina.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri Perayaan 50 Tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jakarta, pada Jumat, 10 Juni 2022.

Pengusaha muda diharapkan untuk lebih membuat usaha di bidang pangan dan energi karena kondisi saat ini memungkinkan terjadinya krisis pangan di beberapa negara.

“Saya mengajak kepada seluruh anggota HIPMI untuk masuk ke bidang ini. Tanam jagung, pasti untung karena harganya jagung baik," kata Presiden Jokowi dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Presiden RI pada Minggu, 12 Juni 2022.

"Pangan, energi, ini adalah peluang karena diperkirakan hari ini ada kira-kira 13 juta orang yang sudah mulai kelaparan di beberapa negara karena urusan pangan,” katanya menambahkan.

Menurut Presiden, saat ini sejumlah negara juga sudah mulai membatasi ekspor pangan. Maka dari itu, pengusaha muda diharapkan untuk membuka usaha di bidang komoditas bahan pokok pangan.

Jagung, kedelai, sorgum, dan porang bisa menjadi pilihan karena pangan akan dibutuhkan oleh semua negara.

Presiden Jokowi juga menilai bahwa ada masalah yang lebih besar lagi, yaitu perubahan iklim. Maka dari itu, pangan akan menjadi persoalan seluruh negara.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyoroti inflasi yang terjadi di sejumlah negara yang berpengaruh pada naiknya harga berbagai komoditas.

Di samping itu, Presiden memperkirakan akan ada 60 negara yang bisa mengalami kesulitan ekonomi dan akan menjadi negara gagal jika tidak bisa segera mengatasi ekonominya.

“Inilah yang perlu saya ingatkan kepada kita semuanya. Jangan sampai kita merasa normal, padahal keadaannya betul-betul pada situasi yang tidak normal, ketidakpastian ini," ujarnya.

Harga gandum juga diperkirakan akan meningkat karena adanya konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

“Karena penghasil gandum 30-40 persen Ukraina dan Rusia, sekarang ini bermasalah, gandum seluruh dunia harganya naik. Dan kita nanti di sini ada mie, di sini ada roti, semuanya berasal dari gandum,” tuturnya.

SUMBER: PIKIRAN RAKYAT