Blog •  24/03/2021

Momen Panen Padi di Balai Kota Semarang, Urban Farming yang Digencarkan Hendi

Something went wrong. Please try again later...
© Foto: Pemkot Semarang
© Foto: Pemkot Semarang

Semangat Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dalam menggencarkan pertanian perkotaan atau urban farming tak hanya sekadar sebuah konsep saja.

Ia membuktikan tanaman pangan yang ditanam pada area kantornya dapat benar-benar menghasilkan. Hal itu diperlihatkannya saat memanen padi yang telah ditanam di taman Balai Kota Semarang, Senin (22/3).

“Kami membuat seperti ini untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat bahwa dengan lahan yang kecil, lahan yang terbatas, kita masih bisa lho melakukan upaya ketahanan pangan secara mandiri,” tegas pria yang akrab disapa Hendi tersebut.

Di sisi lain, dia tak menampik bila penanaman padi di halaman Balai Kota tersebut belum signifikan memberikan efek penghijauan di Kota Semarang. Maka dari itu, Hendi terus mengajak warga pada berbagai kegiatan, untuk melakukan hal yang sama secara masif, sehingga akan memberikan dampak positif yang berlipat.

"Tujuan kita memberi contoh kepada masyarakat sebuah gerakan tidak hanya menghijaukan wilayah, menghijaukan rumah tapi hijau yang kemudian ada manfaatnya, ada masa panen dan sumber pangan,” tekannya.

Hendi mengungkapkan, luasan sawah di Kota Semarang terbatas bila dibandingkan dengan daerah sekitar, karena kondisi Semarang sebagai kota metropolitan 

Namun menurutnya, bukan tidak mungkin diupayakan produktivitasnya melalui berbagai inovasi. Hendi beserta jajarannya tetap berkomitmen mempertahankan lahan pertanian dan menciptakan urban farming di Kota Semarang.

“Kita ini kan wilayah perkotaan, kalau lihat secara struktur topografi saja di Kota Semarang ini sawahnya cuma 2.300 hektar, kalau dibandingkan dengan Kabupaten Semarang yang luas lahan sawahnya 28.000 hektar, kita kecil,” terang Hendi.

“Tapi kami berupaya akan mempertahankan yang ada, karena dalam perda RT/RW, kami juga menjaga lahan-lahan pertanian dan lahan-lahan hijau ini sebagai wilayah konservasi yang harus kita pertahankan,” lanjutnya.

Menurut Hendi, dengan mempertahankan lahan pertanian bukan hanya ketahanan pangan saja yang akan tercukupi, namun juga menjaga lingkungan agar tidak banjir.

Dalam kesempatan tersebut, pemanenan dilakukan pada 5 rak padi dengan hasil panen mencapai 1,5 kilogram beras, setelah ditanam selama 113 hari. Varietas yang ditanam merupakan beras kategori premium yang memiliki nilai jual tinggi, yakni Baroma atau Basmati Aromatik.

Selain padi, beragam tabulampot (tanaman buah dalam pot) juga menambah estetika di taman Balai Kota yang biasa digunakan sebagai ruang publik tersebut. Ke depan demi mendongkrak hasil panen, Dinas Pertanian Kota Semarang akan mengubah media penanaman yang semula menggunakan rak menjadi polybag.

Sumber: Kumparan