Blog •  06/10/2021

Padi Terendam Setinggi Paha, Petani Desa Kramat HSU Panen Padi Dengan Jukung

Something went wrong. Please try again later...
banjarmasinpost.co,id/reni kurniawati
banjarmasinpost.co,id/reni kurniawati

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - petani yang ada di desa Kramat Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) saat ini sebagian besar telah melakukan panen di lahan pertanian yang merupakan daerah rawa.

Padi Sebenarnya masih belum siap dipanen Namun karena sudah terendam air sehingga jika tidak langsung dipanen dapat menyebabkan padi rusak dan gagal panen.

Suryani salah satu petani mengatakan dirinya terpaksa memanen menggunakan jukung atau perahu tanpa mesin yang dibawa ke tengah daerah Rawa yang merupakan lahan pertanian untuk mengambil atau memanen padi dan membawanya ke tepian.

Saat ini lahan pertanian Airnya sudah mencapai paha orang dewasa. bahkan banyak juga yang tidak bisa dipanen karena sudah terlalu lama terendam oleh air.

"Musim penghujan tahun ini datang lebih cepat dari biasanya kondisi seperti ini sudah terjadi selama 2 tahun terakhir," ujarnya. 

Suryani yang yang menanam padi sebanyak 7 borongan mengaku hampir separuh dari luas lahan pertanian tidak sempat terpanen hal ini jelas membuatnya rugi baik waktu dan juga tenaga serta bibit padi. Ia setiap tahun memang menanam padi namun hanya untuk konsumsi pribadi tidak untuk dijual.

"Hampir seluruh petani mengalami hal yang sama ada yang memanen padi lebih cepat dan ada juga yang yang tidak sempat dipanen karena sudah berada di tengah Rawa yang airnya sangat dalam," ujarnya. 

Suryani menambahkan padi yang dalam kondisi basah dan juga belum begitu matang menghasilkan hasil beras Siang juga kurang baik yaitu sulit untuk dikeringkan dan juga ukurannya yang lebih kecil dan rapuh.

Jika padi dipanen dengan jumlah hari yang seharusnya dalam satu golongan biasanya bisa menghasilkan 20 belek beras. Namun jika dipanen dalam keadaan bahasa seperti ini dalam satu borongan bisa hanya mendapat sekitar 8 balik. karena ukuran beras yang lebih kecil.

"Dalam satu tahun warga menanam padi memang hanya sebanyak 1 kali Karena pada saat musim penghujan lahan pertanian yang merupakan daerah Rawa tidak bisa digunakan untuk menanam padi," ungkapnya. 

Sumber: BANJARMASINPOST