Blog •  12/10/2020

Panen Padi Masa Tanam Ketiga di Gunungkidul Lebih Optimal

Something went wrong. Please try again later...
© Foto: Dok: Kementan
© Foto: Dok: Kementan

Jakarta, CNBC Indonesia - Petani di Dusun Gelaran I, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul panen raya padi untuk masa tanam ketiga, Kamis (8/10). Produktivitas lebih baik dibandingkan dengan panen di masa tanam kedua.

Salah seorang petani di Dusun Gelaran I, Surono mengatakan, puas dengan hasil panen di masa tanam ketiga. Pasalnya, dilihat dari hasil lebih baik dibandingkan dengan masa tanam kedua.

Menurut dia, panen kali ini pada lebih berisi dan tumbuh dengan subur. Kondisi tersebut berbeda dengan pada saat panen kedua yang dilaksanakan beberapa bulan lalu karena padi banyak yang gabuk karena serangan hama wereng. "Ini lebih bagus dan hasilnya maksimal karena mayoritas padi banyak isinya," katanya, Kamis kemarin.

Surono mengungkapkan setelah panen selesai dilaksanakan langsung akan mempersiapkan lahan untuk penanaman di musim hujan pertama. Ia mengakui di wilayah Gelaran dalam setahun bisa panen tiga kali. Masa panen ini tidak lepas adanya sumber air di Gua Pindul yang bisa dimanfaatkan untuk sarana pertanian.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Ketua Kelompok Tani Sari Bumi di Dusun Gelaran I, Supardi Winoto mengatakan hasil pengubinan yang dilakukan, panen kali ini bisa menghasilkan 6,6 ton per hektare. Menurut dia, hasil ini lebih baik dibandingkan dengan panen di masa tanam kedua. "Masa tanam kedua tidak sukses karena per hektarnya hanya mendapatkan 3,3 ton gabah," katanya.

Supardi mengakui panen yang maksimal terjadi di masa tanam pertama. Hasil pengubinan, setiap hektarnya bisa panen mencapai 8,9 ton gabah. "Untuk saat ini memang kalah dengan panen pertama, tapi secara hasil lebih baik dibandingkan dengan panen yang kedua," katanya.

Bupati Gunungkidul, Badingah menyempatkan diri untuk menghadiri panen raya ini. Ia pun mengapresiasi panen raya yang dilakukan karena pertanian masih menjadi sektor utama penopang perekonomian masyarakat. "Memang kita gencar mengembangkan sektor pariwisata, tapi dari PDRB ternyata sektor pertanian masih yang tertinggi," kata Badingah.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, meski masuk daerah kering, namun di beberapa lokasi petani bisa panen padi hingga tiga kali. Ia mencatat ada empat kapanewon, selain Karangmojo panen juga bisa dilihat di Semin, Patuk, dan Ponjong. "Total luasan lahan padi di masa tanam ketiga mencapai 1.000 hektare yang ada di empat kapanewon," katanya.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Kabupaten Gunungkidul. Kementan menindaklanjuti arahan Mentan SYL untuk memajukan, meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Selanjutnya ia berharap kelompok tani bisa mengembangkan kelembagaannya membentuk korporasi.

Pihaknya telah masif membangun pertanian dengan model korporasi. Pola korporasi ini merupakan terobosan Mentan SYL, di mana pengembangan pertanian berbasis kawasan dan klaster bersinergi dengan para mitra membangun industri dan menyediakan fasilitas permodalan dan KUR. 

Sumber: CNBC