Setiap bulir padi yang tumbuh di sawah menyimpan kisah perjuangan.
Bagi Ibu Sriana, seorang petani padi asal Ngawi, Jawa Timur, perjalanan menjadi petani bukanlah jalan yang ia rencanakan sejak awal, namun justru menjadi panggilan hati yang ia temukan di tengah perubahan zaman.
“Dulu, saya tidak pernah membayangkan akan menjadi petani seperti orang tua saya. Namun, kemajuan teknologi pertanian membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat saya untuk mencoba,” ujarnya.
Langkah awalnya tidak mudah. Serangan wereng yang parah sempat membuat hasil panennya gagal berkali-kali. Namun, semangatnya tidak padam. Ia terus belajar melalui sekolah lapang, mengikuti penyuluhan, dan berlatih langsung di sawah setiap hari.
Berkat bimbingan dan rekomendasi dari Corteva Agriscience, Ibu Sriana mulai memahami cara mengelola lahan dengan benar, menggunakan pestisida secara tepat dan aman sesuai rekomendasi. Hasilnya pun mulai terlihat, keuntungan dari penjualan hasil panen melimpah yang didapatkan, dia tabung sebagian, dan sisanya diinvestasikan untuk memperluas usaha taninya.
“Menjadi petani perempuan memang banyak tantangannya, tapi saya terus berjuang agar panen selalu memuaskan. Saya juga ingin teman-teman petani lainnya bisa sukses. Kuncinya adalah konsisten, mau belajar dan pantang menyerah,” katanya dengan senyum.
Kini, Ibu Sriana bukan hanya menjadi petani yang produktif, tapi juga sosok inspiratif bagi banyak perempuan di desanya. Ia percaya bahwa kunci kesuksesan petani perempuan terletak pada konsistensi, semangat pantang menyerah, dan kemauan untuk terus menguasai ilmu serta teknologi pertanian.
Menginspirasi di Hari Perempuan Rural Internasional
Pada peringatan International Rural Women’s Day, kisah Ibu Sriana menjadi pengingat bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun masa depan pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan. Dengan pengetahuan, ketekunan, dan dukungan yang tepat, para petani perempuan seperti Ibu Sriana dapat membawa perubahan nyata bagi pertanian dan generasi berikutnya.