Blog •  15/09/2021

Pertumbuhan Jagung Tak Merata di Desa Narumonda, Ini Cerita Petani Jagung Monang Pardede

Something went wrong. Please try again later...

TRIBUN-MEDAN.COM, TOBA - Dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba mengucurkan bantuan bibit jagung bagi masyarakat sekitar 50 ton dengan estimasi biaya Rp 6 Miliar.

Alhasil, bibit jagung yang diberikan pemerintah tersebut tidak bertumbuh dengan baik di Desa Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda, Kabupaten Toba. Bibit jagung ditanami di areal persawahan pascapanen padi.

Sejauh amatan petani, bibit jagung mengalami gangguan pertumbuhan karena curah hujan yang berlebihan pascatanam.

"Bibit jagung ini merupakan bantuan pemerintah dan kami bersyukur atas bibit ini. Tapi, setelah kita tanam, hujan terus datang, padahal setelah kita tanam pertumbuhannya bagus," ujar seorang petani jagung Monang Pardede (60) pada Selasa (14/9/2021).

"Setelah seminggu penanaman, hujan terus datang. Sehingga perkembangan jagung ini menurun," sambungnya.

Selain curah hujan yang berlebih, ia juga berharap akan ketersediaan pupuk bagi petani.

Pasalnya, Bupati Toba telah berjanji akan menjamin ketersediaan pupuk bagi petani, secara khusus dalam program penanaman jagung tersebut.

"Kami berharap kepada pemerintah pemerintah tepati sesuai janjinya soal penyediaan pupuk," terangnya.

"Yang jelas pupuk itu memang kurang. Kalau lahan kita ini, lebih kurang 7 rante. Dalam pola tanam jagung itu, semakin banyak pupuk, semakin banyak juga hasilnya," sambungnya.

Setidaknya ada tiga jenis pupuk yang mereka gunakan.

"Yang kita butuhkan itu pupuk urea, phonska, dan NPK mutiara. Kami biasanya di sini melakukan dua kali pemupukan dalam penanaman. Inilah keadaanya padahal sudah dua kali pemupukan," sambungnya.

"Kalau soal bibit, Mudah-mudahan yang bagus. Biasanya kita dapat hasil itu hingga 400 kilogram per rante. Tapi kalau lihat situasi ini, 200 kilogram pun lumayanlah," pungkasnya.

Sumber: TRIBUN-MEDAN