Blog •  27/02/2020

Presisi Pertanian, Pemanfaatan Teknologi dalam Pertanian

Something went wrong. Please try again later...
Pemasangan alat pemantau lahan gambut yang dikembangkan BPPT di OKI. (GATRA/Tasmalinda/re1)
Pemasangan alat pemantau lahan gambut yang dikembangkan BPPT di OKI. (GATRA/Tasmalinda/re1)

Jakarta, Gatra.com - Di era perkembangan teknologi 4.0, teknologi menjadi salah satu alat perkembangan di berbagai sektor kehidupan, salah satunya perkembangan teknologi menyasar pada sektor pertanian. Pertanian presisi dalam Smart Farming menjadi salah satu andalan pemaksimalan teknologi di sektor pertanian.

Dijelaskan oleh Direktur Pusat Teknologi Produksi Pertanian (PTPP) Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) Dudi Iskandar, pertanian presisi merupakan bagian dalam Smart Farming. Yaitu penggunaan Internet of Things pada sektor Agrikultur.

"Smart farming itu pertanian yang menggunakan platform yang dikonektivitaskan dengan perangkat teknologi. Apakah itu komputer, tablet, hp, dalam pengumpulan informasi. Informasinya nanti bisa dari unsur hala, kelembaban, dan sebagainya, yang mendukung peningkatan produktifitas pertanian," kata Dudi saat dihubungi Gatra, di Jakarta Selasa (18/2).

Sedangkan menurut Dudi, pertanian presisi itu lebih ke pertanian presisi dan penggunaan input dalam pertanian. Apakah itu dalam penggunaan pestisida, pupuk, dan sebagainya. 

"Itu berdasarkan penggunaan IoT. Itu kita masukan input pestisida dalam kondisi yang pas, tidak kelebihan, tidak kekurangan. Sehingga, bisa diatur dengan pertanian tanaman tertentu, butuhnya berapa, kita mengatur asupan yang mendukung produktivitas. Itu yang namanya presisi, sehingga mengurangi limbah atau penguranan pestisida pupuk dan sebagainya," kata Dudi.

Dudi mencontohkan, saat ini BPPT tengah membuat Green House sebagai penerapan pertanian presisi di tahun ini, setelah kajian dilakukan selama tahun 2019. 

"Disitu kita setting berapa unsur yang dibutuhkan. Untuk tanaman itu, sesuai dengan karakteristik tanamannnya. Itu nanti akan disambungkan dengan kontrolnya," jelas Dudi.

"Misal, jika tanaman itu udah kekurangan unsur tertentu, maka ada sinyal yang memberikan ke kontrol untuk menambah unsur tersebut atau ketika kelembabannya terlalu kering, maka dengan sendirinya dia masuk ke kontrol. Disitu, otomatis kita akan melakukan penyemprotan air sehingga tanaman itu tidak kekurangan lagi. Jadi semuanya terkontrol, presisi," kata Dudi.

Sumber: Gatra