Blog •  16/03/2020

Robot Bebek, Bantu Petani Bersihkan Gulma dan Kendalikan Hama

Something went wrong. Please try again later...

Sebelumnya, LISA pernah membahas tentang kebiasaan petani Jepang yang memanfaatkan bebek atau itik sebagai pengendali gulma dan juga pengusir hama tanaman padi.

Dengan manajemen yang tepat, bebek memang bisa digunakan untuk menjaga tanaman padi agar terbebas dari gulma dan juga hama. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, maka perkerjaan tersebut bisa digantikan oleh keberadaan robot bebek (Roboducks).

Sebuah robot yang terinspirasi dari bebek sawah memainkan peran aktif dalam mengurangi pertumbuhan gulma di sawah. Robot bebek yang dijuluki dengan Aigamo ini sedang diuji coba di daerah pertanian di prefektur Yamagata, Timur Laut Jepang.

Robot bebek yang keren ini dapat menghancurkan gulma, memakan serangga hingga menyuburkan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya sekalipun.

Robot ini merupakan proyek pribadi yang diwujudkan dengan fitur GPS, koneksi WiFi, dan tenaga surya untuk meminimalkan dampak lingkungannya. Robot ini hanya terdiri dari beberapa elemen sederhana seperti baterai, motor, dan komputer penerima signal GPS. Sementara bentuknya sendiri, robot ini memiliki berat 1,5 kilogram dan memiliki besar seukuran robot penyedot debu berukuran 60 sentimeter persegi.

Aigamo dikembangkan oleh insinyur dari Nissan Motor Co. Dalam pengujiannya, robot tersebut mampu bergerak di atas air secara otomatis. Pada bagian bawah alat tersebut terdapat dua sikat karet yang berputar untuk menggantikan kaki bebek, yang juga berfungsi untuk mengatur perputaran oksigen dalam tanah, menghambat fotosintesis gulma serta mencegah tumbuhnya gulma berakar.

Robot ini bekerja dengan mencegah bibit gulma mendapatkan suplai cahaya matahari dengan mengeruhkan air yang ada di sawah. Dua alat penggerak yang mirip dengan sekrup ini bisa dengan mudah mengeruhkan air tanpa mengganggu tanaman padi.

Namun sayangnya, Nissan sampai saat ini belum mengisyaratkan niat untuk memproduksi robot bebek itu secara massal. Ini karena, robot bebek tersebut masih memerlukan dukungan dari teknisi sehingga masih membutuhkan waktu lagi untuk dapat diproduksi dalam skala banyak dan dapat digunakan oleh umum.

Padahal, banyak sekali perusahaan atau bahkan negara tetangga yang mulai tertarik dengan cara kerja robot ini. Ketertarikan negara pada robot pekerja sebagian didorong oleh penurunan populasi dan kurangnya staf dalam perusahaan. Roboducks ini bisa mengurus pertanian padi tanpa memerlukan banyak pekerja.

Hal yang menarik yang bisa ditangkap dari pembuatan robot ini adalah bagaimana sebuah teknologi masa kini bisa digunakan dengan sistem pertanian yang sebenarnya sudah diterapkan sejak lama. Bahkan bisa saja Aigamo ini bisa menyelamatkan budaya bertani yang saat ini mulai tergerus perkembangan zaman.

Sumber : 8Villages