Blog •  10/07/2020

Sektor Pertanian Diklaim Paling Aman dari Dampak Covid-19

Something went wrong. Please try again later...
© (DOK/RADAR SURABAYA)
© (DOK/RADAR SURABAYA)

SURABAYA – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim menggalakkan percepatan tanam padi menjelang musim kemarau basah yang akan terjadi. Percepatan tanam padi ini merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

“Gerakan ini diawali di enam daerah penghasil beras terbanyak di Jatim yaitu Jember, Ngawi, Nganjuk, Bojonegoro, dan Tuban. Nantinya kabupaten/kota yang lain mengikuti. Termasuk sudah ada tambahan Kabupaten Sumenep yang juga sudah menjalankan percepatan tanam padi,” ujarnya.

Mantan Kepala Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna (SDA dan TTG) Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) ini menjelaskan,  musim kemarau tahun ini merupakan musim kemarau basah. Sehingga pada bulan Juli masih ada sisa hujan yang bisa ditampung untuk tanaman padi. “Tapi kemarau basah ini juga ada dampak minusnya, yaitu masalah hama penyakit, terutama wereng dan tikus,” jelasnya.

Lebih lanjut Hadi mengimbau agar dinas pertanian kabupaten/kota dan petani untuk mewaspadai hama ini. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan koordinasi dan untuk mengantisipasi masalah ini.

“Kami sudah menyediakan obat untuk hama tersebut yang siap dikirim ke setiap kabupaten/kota. Jika sewaktu-waktu butuh obat, kami siap mensuplai. Daerah harus mengajukan terlebih dahulu, tapi kalau kabupaten/kota bisa menyelesaikan sendiri ya sudah,” katanya.

Saat ditanya terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pertanian, Hadi mengatakan, meski ada dampaknya namun tidak terlalu besar. Menurutnya, pertanian merupakan sektor yang paling aman dari dampak Pandemi Covid-19.

“Untuk distribusi hasil pertanian, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta gugus tugas agar hasil pertanian bisa terjual dan tidak memberatkan petani. Kita juga sudah melakukan pemetaan ketersediaan stok pangan. Jangan sampai ada kendala karena Jatim ini andalan Indonesia. Produksi padi kita selalu surplus,” terangnya.

Diketahui, Jatim merupakan salah satu wilayah berstatus lumbung pangan nasional. Saat ini memiliki luas panen pada semester I 2020 seluas 1.120.153 hektare (ha). 

Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 ton gabah kering giling (GKG)  atau setara dengan 4.066.348 ton beras. Potensi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada Semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras.

Sumber: Radar Surabaya