Blog •  10/11/2020

Warga Diminta Menanam Umbi-umbian dan Jagung

Something went wrong. Please try again later...

SENDAWAR - Nasi menjadi makanan pokok orang Indonesia selama ini. Bahkan ada istilah tidak kenyang bila tidak makan nasi. Sebagai karbohidrat yang penting bagi tubuh, nasi bukanlah satu-satunya.

Ada banyak penganan lokal yang memiliki kandungan karbohidrat kompleks dan kandungan gizi selain nasi.”Ini bukan sekadar mengurangi nasi tapi lebih kepada kesehatan,” kata Wagub Kaltim Hadi Mulyadi, pada Festival Pangan Lokal dan Launching Diversifikasi Pangan Lokal, di Ruang Ruhui Rahuyu, Kantor Gubernur Kaltim, Samarinda, Selasa (27/10).

Menurutnya, sudah sepatutnya masing-masing pemerintah daerah harus berusaha memberikan kesadaran bagi masyarakatnya tentang pentingnya bercocok tanam dan ketahanan pangan. “Jadi, perlu kesadaran bahwa yang namanya makan itu, tidak harus nasi,” tuturnya.

Pjs Bupati Kubar M Syirajudin mengatakan sangat setuju dan mendukung terkait pentingnya bercocok tanam dan ketahanan pangan serta memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa yang namanya makan itu, tidak harus nasi.

Bisa juga umbi-umbian, pisang, jagung dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Apalagi Kubar memiliki lahan cukup luas dan berpotensi untuk pangan yang menjadi sumber kebutuhan utama.

Ditambah lagi suasana iklimnya yang cocok untuk ditanami. “Sehingga ini diharapkan, bisa membangkitkan ekonomi Kubar sebagai pengganti sumber pendapatan lain. Seperti minyak dan gas,” kata M Syirajudin, Kamis (29/10).

Kami berharap kepada warga  Kubar bisa menanam itu dan menjadikannya penganan utama. Tidak hanya langsung di makan, tetapi juga bisa diolah dengan bahan yang lain. Silakan saja, penganan yang diolah itu dikemas menjadi kuliner andalan Kubar ke depannya.

Dia berharap ke depan di Kubar ada home industry (industri rumahan) membuat penganan lokal berbahan jagung, umbi-umbian dan pisang sehingga menjadi bahan yang dikonsumsi masyarakat atau makanan utama warga Kubar.

“Tugas ini, tidak bisa dikerjakan satu perangkat daerah (PD) atau suatu organisasi saja. Tetapi harus berkolaborasi dengan semua pihak. Misalkan, TP-PKK, Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan organisasi wanita yang ada di Kubar,” katanya.

Sumber: Kaltim Prokal