Blog •  22/11/2021

Wow! Panen Cabai Satu Kilogram per Pohon

Something went wrong. Please try again later...
© GATRA/Ist-Ridlo
© GATRA/Ist-Ridlo

Banyumas, Gatra.com – Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Maju Rahayu Desa Lamuk Kecamatan Kalikajar, patut bersuka ria. Pasalnya, panen cacai di lahan sawah yang diproyeksikan sebagai Food Estate Nasional itu menuai hasil gemilang.

Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (Dispaperkan) Kabupaten Wonosobo, Dwiyama SB menyebut keberhasilan panen cabe tak lepas dari sejumlah faktor. Di lahan seluas sekitar dua hektare tersebut, cabai yang dihasilkan mencapai hampir 18 ton.

“Proyeksi Desa Lamuk sebagai lahan food estate nasional menunjukkan bahwa hal itu tapat sasaran, dengan keberhasilan panen cabai milik kelompok Tani Maju Rahayu ini,” katanya, dalam keterangannya, Selasa (26/10).

Perhitungan tersebut, menurut Dwiyama dihasilkan dari asumsi bahwa 1 batang pohon cabe mampu menghasilkan sekitar 9 ons hingga 1 kilogram cabe rawit, sementara dalam dua hektare lahan, ditanami 18 ribu batang.

“Angka 9 ons per batang merupakan angka perkiraan dan masih dapat dioptimalkan dengan skema atau sistem yang lebih bagus lagi, namun karena di sini sudah ditanam sebelum kick off Food Estate, maka bisa dikatakan hasil itu sudah sangat sesuai dengan target,” lanjutnya.

Para petani yang menjadi mitra binaan Dinas Paperkan Kabupaten Wonosobo diakui Dwiyama juga bergembira dengan adanya pendampingan pemerintah, bahkan nantinya mereka tak lagi khawatir dengan harga jual hasil panennya karena sudah disediakan off taker atau penjamin agar harga beli tidak berada di bawah harga produksi.

“Kelemahan sistem produksi pertanian selama ini, adalah ketika pascapanen para petani tidak mendapatkan hasil sesuai harapan karena ternyata harga jualnya jatuh, di bawah biaya produksi,” urai Dwiyama. Dengan adanya program pemerintah berupa food estate, ia menyebut hal itu kedepan akan ditangani oleh penjaminan dari offtaker selaku pembeli besar, sehingga petani tidak mengalami kerugian pascapanen.

Tanggapan positif para petani Desa Lamuk yang tergabung dalam kelompok Maju Rahayu disebut Dwiyama menjadi salah satu bukti bahwa food estate nasional dapat diterima. “Salah satu arahan dari Bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pada saat kick off belum lama ini adalah bagaimana kedepan muncul petani-petani milenial alias petani muda yang bersedia terjun ke sawah,” ungkapnya

Petani milenial ini juga ada di Lamuk. Pasalnya, menurut Dwiyama, Ketua Kelompok Tani Maju Rahayu adalah Duta Petani Milenial Kabupaten Wonosobo. “Mas Andi, Ketua Maju Rahayu ini masih muda dan penuh semangat mengelola sawahnya, bahkan dengan adanya program food estate ini mereka semakin semangat karena Desa mereka yang notabene jauh dari pusat kota dan masuk kategori terpencil, semakin sering didatangi pejabat,” ucap dia.

Sumber: Gatra