Blog •  25/11/2025

Harga Jagung Lagi Bagus Saat Musim Panen di Jombang, Petani Semringah

Something went wrong. Please try again later...

Berita Radar Jombang. Jawa Pos

Berita radarjombang.jawapos.com

Musim panen jagung di Kecamatan Diwek dan Perak Kabupaten Jombang hampir berakhir. 
Di ujung musim panen itu, ada kabar menggembirakan bagi petaniharga jual jagung tahun ini tercatat lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Kasuwi, petani asal Desa Brambang, Kecamatan Diwek, harga jual jagung tahun ini lumayan tinggi. Harga jagung pipilan basah mencapai antara Rp 4.500 – 5.00 per kilogram. Harga  ini jauh lebih tinggi dari harga jual jagung tahun lalu yang hanya berkisar Rp 3.000 per kilogram.”Tahun lalu hanya sekitar Rp 3.000 per kilo, kalau sekarang Rp 4.500 per kilogram, bahkan ada yang jual Rp 5.000 per kilo, tergantung kualitas jagungnya,” terangnya (16/11).

Mayoritas petani menjual dengan sistem tebasan dengan memanfaatkan mesin combine harvester. Dengan penggunaan mesin, proses panen lebih cepat dan efisien.

”Iya, rata-rata sudah pakai mesin combine karena lebih cepat dan efisien. Memburu waktu, supaya nggak kena hujan juga,” ujarnya.

Sementara itu,  di Kecamatan Perak, harga jual jagung pipilan basah dari mesin combine di berkisar Rp 5.300 per kilogram.
Bahkan untuk varietas jagung tertentu, harga jual di musim panen ini bisa lebih mahal.

”Yang mahal juga ada, jagung P-27 itu jual sampai Rp 6.000 per kilogram dengan kualitas tertentu,” terang Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Perak, Fathulloh.

Fathulloh menambahkan, panen jagung di Perak hampir selesai. Dari total 182 hektare lahan, sekitar 70 persen sudah dipanen.

”Kurang lebih di Perak itu 182 hektare, di Desa Glagahan, Temuwulan, sebagian kecil di Plosogenuk, dan Desa Jantiganggong serta Sembung. Sekarang sudah hampir 70 persen mendekati akhir,” tuturnya.

Dengan harga jual yang lebih baik, petani di dua kecamatan itu mengaku lebih lega.

Penjualan rata-rata dilakukan langsung ke penebas dengan kisaran Rp 5,6 juta hingga Rp 6 juta per banon 100, atau sekitar Rp 35 juta sampai Rp 42 juta per hektare