Blog •  08/10/2019

Sukses dengan Pilot Project Jagung Hibrida di Madura, CORTEVA dan PRISMA Perpanjang MoU

Something went wrong. Please try again later...
Corteva
Corteva

Karawang, Jawa Barat - Setelah sebelumnya sukses dengan pilot project jagung hibrida di Madura, Corteva Agriscience mengumumkan perpanjangan program kerjasama (MoU) budidaya jagung dengan Australia Indonesia Partnership (AIP) for Promoting Rural Incomes Trough Support for Markets in Agriculture (PRISMA) di Karawang, pada Senin (18/03/19). Program ini bertujuan untuk menyediakan akses kepada para petani Indonesia pada benih unggul dan solusi perlindungan tanaman yang berasal dari inventarisasi perusahaan.

Produk Kami

Sejak tahun 2016, Corteva Agriscience dan PRISMA telah bekerjasama dengan sekitar 40.000 petani di Madura dan Jawa Timur untuk meningkatkan budidaya jagung melalui penerapan benih hibrida dan praktik pertanian yang lebih baik. Program ini mendorong produktifitas dan meningkatkan panen jagung di wilayah tersebut sebesar 50% yang kini telah berekspansi ke komunitas petani di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.

Farra Siregar, Managing Director, ASEAN Corteva Agrisciense berharap MoU tersebut dapat memacu perkembangan di sepanjang rantai pasokan serta membangun kosistensi pasar dan menyediakan solusi serta layanan paska-panen, seperti akses pasar, pembiayaan makro dan literasi keuangan, terutama bagi para petani jagung di Madura.

Melalui program tersebut, lebih dari 13.500 petani telah meningkatkan pendapatan rata-rata mereka sebesar 290%. Program ini pun telah memberikan 6000 petani jagung perempuan terhadap akses pendanaan, penambahan akses pasar untuk tanaman mereka dan kesempatan mengikuti pelatihan dalam pemanfaatan teknologi. Melalui perpanjangan program kerjasama ini, Corteva Agriscience menargetkan untuk mengembangkan lebih banyak petani perempuan.

"Corteva Agriscience sangat senang mengumumkan perpanjangan kerjasama kami guna mendukung perkembangan pertanian pedesaan di Indonesia. Dengan berkolaboriasi dengan PRISMA, kami bertujuan menawarkan akses kepada para petani Indonesia dengan rangkaian solusi perlindungan tanaman, serta akses terhdap benih unggul yang terbukti dapat mengoptimalkan hasil dan kualitas panen dan untuk berbagi pengetahuan terkait penerapan serta praktik agronomi yang terkini," kata Farra.

Suwandi Darmawan, Head of Portfolio PRISMA menyebutkan, dengan menjalin kerjasama dengan CORTEVA, ia berharap bisa mereplikasikan pilot project tersebut ke seluruh indonesia. Ke depan, PRISMA juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kerjasama dengan Pemerintah lokal agar akses petani pedesaan terhadap benih hibrida semakin terbuka.

Misalnya saat ini program Pemerintah terkait Jagung adalah subsidi benih hibrida, maka bisa berkerjasama dengan corteva dan PRISMA dalam memaping daerah mana saja yang belum pernah menggunakan bibit hidbrida. "Subsidi bisa diberikan sebagai perkenalan, ketika mereka sudah tahu bahwa ini menguntungkan mereka bisa membeli dan itu menjadi free market untuk benih," katanya.

Sedangkan untuk benih padi hibrida di Indonesia, lanjut Suwandi, penggunaannya masih minim sekali karena pemilihan lokasi yang susah. Jadi pada fase kedua ini, PRISMA bekerjasama dengan CORTEVA akan eksplor lebih jauh bagaimana meningkatkan potensi produktifitas padi dengan bibit hibrida.

Sementara menurut Benny Sugiharto, Head of Seed CORTEVA Agriscience, Indonesia masih punya peluang jika penggunaan benih hibrida ini didorong untuk pencapaian ketahanan pangan. Sebagaimana diketahui saat ini penggunaan padi hibidra di Indonesia baru 1 persen, sedangkan Menteri Pertanian menyebutkan bahwa luas lahan padi 14 juta ha.

Jika 10 persen telah hibridanisasi, lanjut Benny, hal itu bisa menambah panen sebanyak 1,4 juta ton. Sementara petani akan menghasilkan 1-2 ton lebih banyak. Sehingga petani akan mendapat income lebih bagus sekaligus mendukung negara untuk ketahanan pangan.

Sedang sebagai antisipasi cuaca yang ekstrim pihaknya telah mempunyai produk yang bisa membantu petani Indonesia untuk menjaga agar produktifitas tetap tinggi. "untuk benih yang cocok dengan lahan kering contohnya kasus tahun kemarin, kami ada benih jagung P27 yang cocok untuk musim kering. Lalu saat curah hujan sedang tinggi kita juga punya produk B36 dan untuk di pulau Jawa bibit ini cukup cocok dan hasilnya cukup bagus," kata Benny

Perpanjangan program kerjasama ini diharapkan dapat memberikan kesejahteraan lebih baik melalui produk-produk yang mampu meningkatkan produktifitas dan profitabilitas bagi petani-petani jagung dan beras khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

 

Sumber: Majalahhortus