Blog •  13/01/2021

Ulat Grayak Kembali Serang Tanaman Jagung di Kabupaten Sikka

Something went wrong. Please try again later...
© Foto : Albert Aquinaldo
© Foto : Albert Aquinaldo

MAUMERE - Hama ulat grayak kembali menyerang tanaman jagung di Kabupaten Sikka.  

Berbeda dengan tahun sebelumnya, serangan hama ulat grayak diakibatkan oleh rendahnya intensitas hujan yang mengakibatkan sebagian besar petani jagung di Kabupaten Sikka mengalami gagal panen.  

Arnoldus Arnold, salah seorang petani di Desa Wairkoja, Kecamatan Kewapante yang ditemui media ini mengaku tahun ini hama ulat grayak kembali menyerang tanaman jagung miliknya.  

"Tahun ini ulat grayak muncul lagi, tahun sebelumnya juga begitu. Jangan sampai tahun ini gagal panen lagi," ujarnya.  

Dirinya mengaku, ulat grayak bahkan menyerang tanaman jagung yang sudah berbunga.  

Namun sejauh ini dirinya hanya berupaya dengan cara mematikan ulat-ulat tersebut agar tidak menular ke tanaman jagung lainnya.  

Servasius Samila, salah satu petani di Desa Wairkoja, Kecamatan Kewapante juga mengeluhkan hal yang sama.  

Tanaman jagung di lahannya yang seluas 3/4 hektar terserang hama ulat grayak.  

"Ini sampai jagung yang sudah berbunga juga ulat makan semua, jadi kami tahun ini pasti alami gagal panen lagi," ujar Servas 

Selain petani di Desa Wairkoja, Kecamatan Kewapante, beberapa petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Sikka juga mengeluhkan hal yang sama yakni serangan hama ulat grayak ke tanaman jagung. 

© Foto : Albert Aquinaldo
© Foto : Albert Aquinaldo

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kristianus Amstrong yang dikonfirmasi media ini melalui telepon genggamnya pada Senin (12/1/2021) membenarkan hal tersebut.  

Namun menurut Kristianus Amstrong, serangan hama ulat grayak yang menyerang tanaman jagung milik para petani jagung di Kabupaten Sikka masih kategori intensitas rendah. 

"Serangan hama ulat grayak kali ini masih intensitas rendah. Kita sudah sampaikan ke semua PUPT di kecamatan itu dengan teman-teman penyuluh itu untuk pengendalian secara mekanis, belum bisa disarankan untuk menggunakan insektisida karena intensitasnya masih rendah," jelas Amstrong.  

Dirinya menambahkan bahwa ulat grayak tersebut bisa hilang apabila terjadi hujan deras dengan waktu yang cukup lama sehingga bisa menghancurkan telur ulat grayak.  

"Untuk tahun ini hampir semua tanaman jagung di wilayah Kabupaten Sikka terserang hama ulat grayak. Jadi untuk sementara teman-teman penyuluh dan PUPT tadi sudah melakukan pengendalian dan sementara berjalan baik," 

Salah satu faktor yang menyebabkan serangan hama ulat grayak menurut Amstrong yakni kebanyakan petani di Sikka tidak melakukan pengolahan lahan sebelum penanaman.  

"Terbukti, petani kita itukan olah lahan hari ini besok tanam, itu juga menjadi salah satu faktor. Pengolahan itu dilakukan dua minggu sebelum dilakukan penanaman," jelasnya. 

Sementaa itu, belum diketahui secara pasti total luas lahan tanaman jagung di Kabupaten Sikka yang terserang hama ulat grayak.

Sumber: Kumparan