Blog •  20/04/2020

Generasi Milenial Mulai Gandrungi Hortikultura

Something went wrong. Please try again later...

Menarik dan memakmurkan. Dua hal inilah yang membuat sektor pertanian mulai dilirik oleh para generasi milenial Indonesia. Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang kini kian digandrungi dan dianggap sangat prospektif mendongkrak perekonomian untuk jangka panjang. Tidak hanya satu, berbagai peluang usaha dapat digarap dan dikembangkan dari subsektor pertanian ini, mulai dari komoditas buah-buahan, sayuran, tanaman obat, tanaman hias, hingga jamur.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menungkapkan, tidak sedikit petani muda tanah air yang serius menggeluti industri hortikultura. "Hasilnya, banyak dari para petani muda tersebut yang sukses dan berkecukupan secara ekonomi, mandiri, serta mampu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitarnya," paparnya.

Hebatnya lagi, banyak komoditas hortikultura yang kini mulai masuk ke pasar modern, supermarket bahkan sampai di ekspor, seperti tanaman hias dan sayuran. Wandi mengakui, jika selama ini petani hortikultura lebih maju dan berani berinvestasi walaupun dengan risiko faktor alam dan musim. Mereka juga mampu mengelola alam dengan adaptif dan ramah lingkungan sehingga usaha taninya bisa bertahan dan berkelanjutan.

Pengusaha muda lainnya juga telah banyak membangun kebun buah skala orchad, dan yang tidak kalah menjanjikan adalah peluang industri olahan produk hortikultura terbuka sangat lebar. "Berbagai panganan dan minuman ringan olahan bisa dihasilkan dari produk hortikultura, mulai dari olahan cabai, bawah merah, kripik pisang, jus, selai, dan masih banyak lagi," paparnya.

Kunci suksesnya, beber Wandi, terletak di teknologi pengolahan, manajemen industri, pengemasan, dan jaringan pemasarannya. Membangun relasi bisnis, sambungnya, harus dimulai sedini mungkin agar nantinya saat terjun di usaha hortikultura bisa lebih sukses lagi. Salah satu petani muda yang boleh dibilang sangat sukses adalah Bagas, yang membudidayakan melon di lahan dekat Bandara Soekarno Hatta. Dengan modal awal sebesar 120 sampai 150 juta per hektar, Suwandi dapat memperoleh keuntungan hingga 100 juta saat panen.

Sumber : Hortiindonesia