Blog •  02/06/2020

Lahan Padi Seluas 265.000 di Jatim Ikut Program AUTP

Something went wrong. Please try again later...

SURABAYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Jatim) tahun ini menargetkan, luasan lahan padi yang ikut dalam kepesertaan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mencapai 280.000 hektar.

Saat ini, luasan padi yang sudah terdaftar dalam kepesertaan tersebut mencapai 265.000 hektar. Artinya masih kurang seluas 15.000 hektar.

AUTP merupakan program dari pemerintah pusat. Program ini bertujuan memberi perlindungan pada petani jika terjadi gagal panen sebagai akibat resiko banjir, kekeringan, dan serangan oraganisme pengganggu tumbuhan.

“Premi yang dibayar untuk setiap satu hektar lahan padi sebesar Rp180.000. Tapi petani hanya membayar Rp36.000. Sisanya disubsidi atau dibayar pemerintah,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Hadi Sulistyo, di Gedung Negara Grahadi, Senin (1/6/2020)

Sasaran penyelenggaraan AUTP adalah terlindunginya petani dengan memperoleh ganti rugi jika mengalami gagal panen. Resiko yang dijamin dalam AUTP meliputi banjir, kekeringan, serangan hama dan Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT). Hama pada tanaman padi antara lain, wereng coklat, penggerek batang, walang sangit, keong mas, tikus dan ulat grayak.

Sedangkan penyakit pada tanaman padi antara lain, tungro, penyakit blas, busuk batang, kerdil rumput, dan kerdil hampa. Serangan hama dan penyakit ini akan mengakibatkan kerusakan yang dapat mengakibatkan gagal panen sehingga petani akan mengalami kerugian.

“Kami terus mensosialisasikan program AUTP ini ke petani. Jangan sampai seperti tahun-tahun kemarin. Hanya gara-gara tidak ada musibah, jadi tidak ikut asuransi,” tandas Hadi.

Menurut Hadi, tidak ada kendala apapun ketika petani ingin mengasuransikan lahan padinya. Justru tidak mendorong sebanyak banyak lahan pertanian yang ikut asuransi ini. Meski angka kuota saat ini seluas 280.000 hektar, pihaknya bisa mengajukan penambahan kuota ke pemerintah pusat.

“Program AUTP ini sangat bermanfaat, karena petani memperoleh asuransi Rp6 juta setiap hektarnya. Asuransi ini memang membantu modal kerja awal, terutama untuk beli benih,” ungkapnya

Sumber: Jatim Sindonews