Blog •  02/06/2021

Mengenal Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai, Bikin Buah Busuk

Something went wrong. Please try again later...
© UNSPLASH/Hendika S PRATAMA
© UNSPLASH/Hendika S PRATAMA

JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai adalah salah satu tanaman sayuran yang sering ditanam di rumah. Ketika menanam cabai di rumah, Anda juga perlu mewaspadai berbagai penyakit yang bisa menyerang. Salah satunya adalah penyakit antraknosa pada cabai. Penyakit pada tanaman cabai ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum spp. atau Colletotrichum capsici. Dilansir dari Plant Wise, Minggu (30/5/2021), antraknosa merupakan salah satu penyakit jamur paling serius pada cabai. Penyakit ini menyebabkan pembusukan buah sebelum dan sesudah panen.

Antraknosa pada cabai ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam kecil melingkar pada kulit buah yang menyebar ke arah sumbu panjang, sehingga menjadi lebih kurang berbentuk elips.

Saat infeksi berlanjut, bintik-bintik menjadi menyebar dan abu-abu hitam atau kehijauan maupun kotor, atau dibatasi secara mencolok oleh garis luar hitam tebal dan tajam yang menutupi area berwarna hitam atau jerami yang lebih terang.

Antraknosa biasanya berkembang dalam kondisi kelembaban tinggi ketika curah hujan terjadi setelah buah mulai matang. Penyakit ini lebih mungkin berkembang pada buah yang matang, meskipun dapat juga terjadi pada buah yang belum matang.

Cara mencegah dan menangani penyakit antraknosa pada cabai 

Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mecegah dan menangani tanaman cabai terserang penyakit antraknosa, antara lain sebagai berikut. 

  • Gunakan benih atau bibit cabai bebas patogen yang sehat.   
  • Buang tanaman yang terserang lebih awal untuk mengendalikan penyebaran penyakit 
  • Kendalikan gulma dengan baik. 
  • Hindari genangan air di bedengan dan ladang pembibitan untuk menghindari infeksi jamur. Lahan harus memiliki drainase yang baik dan bebas dari sisa-sisa tanaman yang terinfeksi. 
  • Gunakan fungisida karbendazim dengan takaran 2 gram per kg benih. 
  • Gunakan semprotan daun mengandung tembaga-oksiklorida, difenokonazol, dan karbendazim dengan kecepatan 2 gram per liter air. 
  • Semprotan daun pertama diberikan pada tahap pertama daun dan semprotan selanjutnya harus dilakukan dua kali dengan interval 20 hari. 
  • Saat menggunakan pestisida, selalu kenakan pakaian pelindung dan ikuti petunjuk pada label produk, seperti dosis, waktu pemakaian, dan interval pra panen.

Sumber: KOMPAS