Blog •  03/02/2021

Tanaman Jagung di Dompu Terancam Gagal Panen

Something went wrong. Please try again later...
© Suara NTB/ist
© Suara NTB/ist

Dompu (Suara NTB) – Puluhan hektare lahan tanaman jagung milik petani di Kabupaten Dompu terancam gagal panen pasca diterpa angin puting beliung. Lahan jagung seluas 110 ha di so Sonokling Desa Nangatumpu kecamatan Manggelewa yang disebut kerusakannya sampai 75 persen hanya 12 ha yang rusak dengan usia tanaman jagung 60 – 75 hari.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Armansyah, S.Pt kepada Suara NTB, Senin, 1 Februari 2021 mengaku mendapat informasi bahwa 75 persen tanaman jagung petani di so Sonokling Desa Nangatumpu Manggelewa rusak diterpa angin puting beliung. Setelah dicek pihaknya, kerusakan akibat angin puting beliung hanya 3 ha rusak berat, 2 ha rusak sedang, dan 7 ha rusak ringan.

“Informasi dari Kepala Desa, 75 persen dari 110 ha tanaman jagung di so Sonokling rusak total. Setelah kita cek tadi, hanya 3 ha rusak bera, 2 ha rusak sedang, dan 7 ha rusak ringan. Jagungnya sudah usia 60 sampai 75 hari, sehingga masih bisa dipanen,” kata Armansyah.

So Sonokling Desa Nangatumpu, kata Armansyah, selalu menjadi langganan diterpa angin puting beliung. Daerah yang dihimpit gunung ini membuat angin selalu berputar di daerah ini dan membuat tanaman jagung banyak yang tumbang.

Selain di So Sonokling Dusun Mekar Sari Desa Nangatumpu, di Ria Desa Riwo juga diterpa angin puting beliung. Data awal yang diterima Dinas Pertanian dan Perkebunan seluas 10 ha. “Kita juga masih menghimpun laporan dari wilayah lain. Kita kunjungi di sini (so Sonokling) karena dilaporannya rusak sampai 75 persen, tapi ternyata tidak. Itupun kerusakannya spot – spot saja,” ungkapnya.

Sebelum diterpa angin puting beliung, tanaman jagung petani juga diserang hama tikus mencapai 524 ha, serta 32 ha tanaman padi, dan 9 ha tanaman kacang tanah. Upacaya pengendalian hama dilakukan petani secara swadaya dan bantuan pemerintah yang didampingi petugas pengendali organisme penggangu tanaman – pengamat hama penyakit (POPT – PHP) di masing – masing Kecamatan. 

Sumber: Suara NTB